ruang lingkup dan cakupan konsep dasar ips


MAKALAH
RUANG LINGKUP DAN CAKUPAN KONSEP DASAR IPS

Description: Hasil gambar untuk LOGO UNW UNGARAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Konsep Dasar IPS SD
Dosen Pengampu : Anni Malihatul Hawa, M.Pd

Disusun Oleh:
1.      Ambar Indraswari                      (130118A002)
2.      Cholifatul Hidayah                    (130118A007)
3.      M. Sobirin                                  (130118A015)
4.      Rifki Hatta Herdiansa                (130118A022)
5.      Rizqy Aries Nurhanifah             (130118A034)
6.      Yulius Tedy Wicaksana             (130118A028)
PRODI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Konsep Dasar IPS SD  yang membahas tentang materi bahasan ruang lingkup dan cakupan konsep dasar IPS SD.     
    Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan bekerjasama dalam penyusunan atau dalam pembuatan makalah ini. 
    Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah Konsep Dasar IPS SD ini. Semoga makalah Konsep Dasar IPS SD tentang ruang lingkup dan cakupan konsep dasar IPS SD dapat menambah wawasan pembaca.   



Ungaran, 28 Februari 2019


     Penulis


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL  .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR  ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI  ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II     PEMBAHASAN
2.1 Ruang Lingkup dan Cakupan Konsep Dasar IPS ............................ 3
2.2 Konsep dan Rasional Sosial.............................................................. 5
2.3 Karakteristik Konsep Sejarah............................................................ 7
2.4 Karakteristik Konsep Geografi........................................................ 10
2.5 Karakteristik Konsep Ekonomi....................................................... 14
2.6  Karakteristik Konsep Sosiologi...................................................... 18
BAB III   PENUTUP 
3.1 Kesimpulan  ................................................................................... 22
3.2 Saran  ............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Pengajaran IPS sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar dan menengah karena siswa yang datang ke sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Pengenalan siswa melalui luar wahana sekolah mungkin masih bersifat umum, terpencar-pencar, dan samar-samar. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang bertujuan untu mengembnagkan peserta didik menjadi warga negarayang demokratis, bertanggung jawab, dan cinta damai. Upaya menjadikan peserta didik sebagaimana yang dituliskan diatas dikonstruksi dalam muatan kurikulum IPS
Dengan demikian sekolah mempunyai peran dan kedudukan yang penting karena apa yang telah diperoleh di luar sekolah dikembangkan dan diintegraasikan menjadi sesuatu yang lebih bermakna. Selain itu juga IPS memusatkan pada hubungan antar manusia dan pemahaman sosial.
Dilihat dari materi kajian IPS, maka mata pelajaran IPS akan dapat mencapai tujuan dan taget yang diharapkan. Namun demikian, ketercapaian dan kompleksitas materi tidak semerta-merta memberi kepastianbahwa tujuan dan target mata pelajaran akan tercapai. Ketercapaian tujuan dan target mata pelajaran akan tercapai secara maksimal apabila materi materi tersebut dibelajarkan dengan baik dan bermakna oleh guru.
1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam menyusun makalah ini sebagai berikut:
  1. Bagaimana ruang lingkup dan cakupan IPS ?
  2. Bagaimana konsep dan rasional sosial?
  3. Bagaimana karakteristik konsep sejarah?
  4. Bagaimana karakteristik konsep geografi?
  5. Bagaimana karakteristik konsep ekonomi?
  6. Bagaimana karakteristik konsep sosiologi?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini sebgaai berikut:
1.      Memberi pengetahun kepada pembaca tentang ruang lingkup dan cakupan IPS
2.      Memberi pengetahun kepada pembaca tentang konsep dan rasional sosial
3.      Memberi pengetahun kepada pembaca tentang karakteristik konsep sejarah
4.      Memberi pengetahun kepada pembaca tentang karakteristik konsep geografi
5.      Memberi pengetahun kepada pembaca tentang karakteristik konsep ekonomi
6.      Memberi pengetahun kepada pembaca tentang karakteristik konsep sosiologi



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ruang Lingkup dan Cakupan IPS
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan keberadaannya dalam kurikulum persekolahan di Indonesia tidak lepas dari perkembangan dan keberadaan Social Studies di Amerika Serikat. Oleh karenanya gerakan dan paham Social Studies di Amerika Serikat banyak mempengaruhi pemikiran mengenai IPS di Indonesia. Pemahaman antara IPS dan IIS sangat berkaitan erat karena keduanya secara tradisional memang saling berhubungan. Tetapi, IPS lebih menekankan pada pendekatan multidisplin/interdisiplin. Dimana topik IPS dapat dimanipulasi menjadi suatu isu, pertanyaan/permasalahan yang bersifat perspektif interdisiplin.
Studi sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuandisiplin bidang akademis, tetapi merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Kerangka kerja studi sosial tidak menekankan pada bidang teoritis tapi lebih kepada bidang-bidang praktis, pendekatan yang digunakan studi sosial bersifat intersiplin dan multidisipliner dengan menggunakan berbagai bidang keilmuan. Sedangkan pendekatan ilmu sosial bersifat disipliner dan menggunakan ilmunya masing-masing. Demikian pula dari tingkat dan taraf lebih bersifat multidimensional, yaitu lebih meninjau satu gejala/masalah sosial dari berbagai dimensi/aspek kehidupan.
Tugas studi sosial sebagai suatu bidang studi yang mempunyai tujuan yaitu membina warga masyarakat yang mampu menyelaraskan kehidupan berdasarkan kekuatan-kekuatan fisik dan sosial, serta membantu melahirkan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi. Proses pembelajaran IPS tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuan, melainkan lebih kepada segi praktis mempelajari, menelaah, serta mengkaji bobot dan tingkat kemampuan peserta didik pada jenjang yang berbeda.
Perbedaan IPS sebagai bidang studi disiplin Ilmu Sosial antara lain sebagai berikut :
1.      IPS bukan suatu disiplin Ilmu seperti halnya Ilmu Sosial, tetapi lebih sebagai bidang kajian yaitu suatu kajian kemasyaratan.
2.       Pendekatan yang dilakukan IPS yaitu pendekatan multidisiplin/Interdisiplin sedangkan Ilmu Sosial menggunakan pendekatan disiplin ilmu (Monodisiplin).
3.      IPS dirancangkan untuk kepentingan pendidikan dan lebih memfokuskan pada dunia persekolahan sedang Ilmu Sosial keberadaannya bisa didunia persekolahan, perguruan tinggi, dan di masyarakat sekalipun.
4.      IPS menggunakan Ilmu-Ilmu sosial sebagai bahan pengembangan materi pembelajaran dilengkapi dengan aspek psikologis-pedagogis, sedangkan ilmu Sosial hamper lepas dan tidak mempermasalahkan pertimbangan-pertimbangan seperti di IPS.
Pertimbangan-pertimbangan IPS sangat memperhatikan dan mempertimbangkan kemanfaatan, urutan, dan ruang lingkup bahan bagi peserta didik dalam hidup dan kehidupannya kelak. Pengajaran IPS berkaitan dengan bagaimana cara manusia untuk memenuhi kebutuhan materinya. Pada prinsip hakikatnya yang dipelajari IPS adalah bagaimana mempelajari, menelaah, mengkaji, system kehidupan manusia dipermukaan bumi.
Ruang lingkup IPS sama halnya dengan Ilmu Sosial yaitu manusia dalam kontes sosial sebagai anggota masyarakat juga merupakan tempat persemaian dan sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan daya nalar para mahasiswa secara kesinambungan.
Upaya menjadikan peserta didik sebagaimana yang sudah dituliskan diatas dikonstruksi dalam mjatan kurikulum IPS, dimana mata pelajaran tersebut memuat substansi kajian geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, yang diramu dalam satu mata pelajaran IPS. Hal ini bisa dilihat dari ruang lingkupnya yang mencakup ; 1) manusia, tempat, dan lingkungan, 2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan, 3) sistem sosial dan budaya, 4) perilaku, ekonomi, dan kesejahteraan. (Sumardi, Lalu: 2008, hlm: 159).
2.2  Konsep dan Rasional Sosial
Edgar Bruce Wesley menyatakan bahwa social studies adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan. Secara umum, pengertian social studies menyiratkan hal-hal berikut :
1.      Social studies merupakan disiplin dari ilmu-ilmu sosial.
2.      Disiplin dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan/pembelajaran baik pada tingkat sekolah maupun perguruan tinggi.                    
3.      Aspek masing-masing disiplin ilmu perlu diseleksi sesuai dengan tujuan.
Pada tahun 1940 – 1970-an, perkembangan bidang social studies merasakan keadaan ketidakmenentuan, ketakberkeputusan, ketakbersatuan, dan ketakmajuan. Social studies mendapatkan serangan dari segala penjuru. Pada tahun 1940 – 1960, ditegaskan oleh Barr dan kawan-kawan adalah terjadi tarik-menarik antara dua visi social studies. Di satu pihak, adanya gerakan untuk mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu yang terus bergulir sampai mencapai tahap yang lebih canggih. Di lain pihak, terus bergulir gerakan pemisahan berbagai disiplin ilmu sosial yang cenderung memperlemah konsepsi social studies education.
Dilihat dari visi, misi dan strateginya Barr dan kawan-kawan, social studies dapat dikembangkan dalam tiga tradisi, yakni :
·         Sosial studies taught as citizenship transmission
·         Sosial studies taught as social science
·         Sosial studies taught as reflective enguing
Empat hal yang tersirat dan tersurat dalam definisi social studies menurut Barr adalah :
1.      Social studies merupakan suatu sistem pengetahuan terpadu.
2.      Misi utama social studies adalah pendidikan kewarganegaraan dalam suatu masyarakat yang demokratis.
3.      Sumber utama konten social studies adalah social sciense dan humanities.
4.      Dalam upaya penyiapa warga negara yang demokratis, terbuka kemungkinan dalam orientasi, visi, tujuan, dan metode pembelajaran.
Dilihat dari definisi dan tujuannya, social studies menyiratkan dan menyuratkan hal-hal sebegai berikut :
1.      Social studies merupakan mata pelajaran di seluruh jenjang pendidikan persekolahan.
2.      Tujuan utama pelajaran ini adalah mengembangkan siswa untuk menjadi warga negara yang memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan yang memadai untuk berperan serta dalam kehidupan demokrasi.
3.      Konten pelajarannya digali dan diseleksi dari sejarah dari ilmu-ilmu serta dalam banyak hal dari humoniora dan sains.
4.      Pembelajarannya menggunakan cara-cara yang mencerminkan kesadaran pribadi kemasyarakatan, pengalaman budaya, dan perkembangan pribadi siswa.
2.3  Karakteristik Konsep Sejarah
a.      Pengertian sejarah
Sejarah dalam bahasa inggris disebut dengan history, yang berasal dari Bahasa yunani historia (artinya penyelidikan, pengetauan yang diperoleh melalui penelitian). Dalam bahasa jerman disebut dengan geschice dan Bahasa belanda disebut dengan geschiendenis. Semua pengertian secara etimologis ini dapat disimpulkan dalam satu penelitian, yaitu penyelidikan, pengumpulan pengorganisasian, dan penyaian informasi mengenai peristiwa masa lampau.
Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai peristiwa atau kejadian penting tentang kehidupan manusia pada masa yang telah lampau dapat juga dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang memiliki metodologi yang akan diterapkan dalam suatu proses penelitian seingga peristiwa dan keadjian masa lalu dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. jika peristiwa atau kejadian dimasa lalu tersebut menjadi kejadian yang bersifat ilmiah, peristiwa tersebut harus didukung oleh adanya sejumlah bukti, baik itu berupa tulisan, artefak,fosil, maupun bantuan kajian pendukung lainnya dari berbagai sudut pandang ilmu pengetahuan lainnya .
Setiap apa yang ada di alam raya ini memiliki sejarah masing-masing atau paling tidak ada riwayat asal-usulnya. Asal-usul yang menyangkut proses, peristiwa, dan waktu dan sejarah juga merupakan riwayat tentang masa lampau atau sesuatu bidang ilmu yang menyelidiki dan menuturkan riwayat itu sesuai dengan metode tertentu yang terpercaya. Adapun karakteristik dari pelajaran sejarah diamtaranya sebagai berikut :
1)      Sejarah terkait dengan peristiwa masa lampau
2)      Sejarah bersifat kronologi
3)      Dalam sejarah terdapat 3 unsur pokok yaitu manusia, ruang, dan waktu.         
Unsur terpenting dari sejarah adalah kejadian masa lalu adapun konsep-konsep dasar sejarah sebagai bidang ilmu sosial yaitu:
1.      Waktu
Waktu yang telah lampau, menjelaskan sifat, bobot dan warna peristiwa yang bersangkutan.
         
2.      Ruang
Ruang lebih mendekat yang geografi. Sejarah mengungkapkan kapan terjadinya sedang geografi merupakan petunjuk dimana peristiwa itu terjadi.
3.      Alur
Peristiwa adalah suatu rentetan peristiwa atau pengalaman sejarah masa lampau berdasarkan urutan waktu terjadinya atau pengalaman sejarah dari waktu ke waktu yang menunjukkan perkembanagan serta perubahannya.
4.       Evolusi
Adalah sejarah yang berlangsung dengan sangat lambat.
5.      Revolusi
Adalah peristiwa yang berlangsung sangat cepat.
6.      Tahap-tahap beradaban
Mengungkapkan perkembangan serta kemajuan sesuatu masyarakat. Dengan menerapkan pendekatan kita dapat merumuskan suat generalisasi bahwa bagaimanapun sederhananya masyarakat, yang selalu mengalami perkembangan dan kemajuan.
7.      Kronologi
Adalah analisis sejarah yang kemudian memprediksi peristiwa yang akan datang.
Sejarah yang kita baca dan pelajari saat ini dalah sejarah hasil rekonstruksi (penafiran) para sejarawan. peristiwa masa lampau itu tidak kita ketahui langsung, tetapi melalui penafsiran para sejarawan, interprentasi para sejarawan tentang peristiwa masa lampau diharapkan menggambarkan peristiwa masa lampau secara objektif. itulah tantangan bagi setiap peneliti sejarah
Ilmu sejarah pada dasarnya meneliti peristiwa yang terjadi dimasa lampau yang senantiasa bergerak ke masa kini dan masa depan secara dinamis, peristiwa yang terjadi pada masa lampau itu tidak mati atau statis, melankan terus bergerak.
 Manusia merupakan pengerak sejarah, lingkungan alam hanya mempengaruhi sejarah manusia, tidak mengerakkan manusia.
Sejarah itu bersifat idiografis arinya suatu peristiwa yang telah terjadij pada masa lampau itu bersifat unik, tidak bisa dilukang dan hanya terjadi sekali, dan tidak ada peristiwa yang sama persis dengan peristiwa itu di tempat dan waktu yang berbeda. peristiwa hanya itu dan teradi pada waktu dan tempat tertentu itu. Verivikasi artinya hasil penelitian dalam sejarah dapat diuji kebenarannya oleh siapapun, terutama oleh orang yang memahami dengan baik peristiwa yang menjadi penelitian.
Ciri khas sejarah sebagai ilmu itu mempunyai obek, empiris, mempunyai metode, dan mempunyai generalisasi. Sejarah itu mempunyai objek. Objek kajian ilmu sejarah adalah kehidupan manusia yang teradi pada masa lampau dengan berbagai dimensi dan coraknya.
Sejarah itu empiris, artinya sejarah berdasar pada pengalaman manusia yang sebenarnya entah pengalaman indrawi maupun pengalaman batiniah (kepercayaan, nilai, norma, etos, pandangan hidup, dan lain lain).
Generalisasi merupakan suatu kesimpulan yang bersifat umum atau menyeluruh terhadap suatu geala atau informasi berdasarkan fakta atau data yang ada. Secara umum, generalisasi memiliki dua tujuan, yaiku saintifikasi dan simplikasi. Pembuatan kesimpulan umum terhadap obJek yang diteliti merupakan bagian yang melekat dari ilmu pengetahuan. Sementara itu, generalisasi juga bermaksud “menyederhanakan“ (simplikasi) suatu peristiwa yang kompleks. Manfaat mempelajari sejarah,
1.   Sebagai modal panduan moral dan politik
2.   Sarana mengenal lebih dekat bangsa sendiri dan bangsa bangsa lain
3.   Memperkokoh identitas bangsa
4.   Latihan berpikir menyeluruh
5.   Holistic dan multiprespektif .
2.4  Karakteristik Konsep Geografi
a.      Pengertian Geografi
Geografi berasal dari dua kata, yaitu: Geo yang artinya bumi, dan  Graphien yang artinya tulisan atau lukisan. Secara harfiah Geografi itu berarti lukisan tentang bumi, namun pada pembahasan oleh para pakar geografi selanjutnya pengertian itu tidak hanya sekedar tulisan atau lukisan saja, melainkan meliputi juga penelaahan lebih jauh.
Berdasarkan definisi ini jelas bahwa yang menjadi objek studi geografi adalah geosfer, yaitu permukaan bumi yang merupakan bagian dari bumi yang terdiri  dari :
1.      Atmosfer (lapisan udara)
2.      Litosfer (lapisan batuan, kulit bumi)
3.      Hidrosfer (lapisan air, perairan)
4.      Biosfer (lapisan kehidupan)
b.      Konsep Geografi
1.      Council of Geographical Association (1919)
Geografi berkenaan dengan dunia nyata, dunia yang dipelajari seseorang dengan baik. Namun penelaahan geografi tidak berakhir pada hal-hal terlihat dari luar, penelaahan tersebut juga meliputi sebab-akibat mengapa dunia nyata tersebut menampakkan demikian yang dipandang sebagai keseluruhan yang menghubungkan bagian-bagian sebagaimana adanya. Hal itu meliputi hubungan dengan ilmu kealaman, berkenaan dengan cara bagaimana hal-hal itu telah mempengaruhi manusia dan kebalikannya telah dimodifikasi, diubah dan diadaptasi oleh tindakan manusia (Williams, M.).
2.      Rumusan Geografian Indonesia
Geografi menurut Rumusan Geografian Indonesia pada Seminar dan Lokakarya Nasional Peningkatan Kualitas Pengajaran di Semarang tahun 1988 : “Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang lingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan”.
Ada 2 kelompok konsep dasar dalam Geografi :
1.      Menurut Getrude Whipple
Bumi sebagai planet, variasi cara hidup, variasi wilayah-wilayah alamiah, makna wilayah (region) bagi manusia dan pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia.
2.      Menurut Henry J. Warman
Konsep wilayah, lapisan kehidupan, manusia sebagai faktor ekologi dominan, globalisme atau bumi sebagai planet, interaksi keruangan, hubungan areal, persamaan areal, perbedaan areal, keunikan areal, persebaran areal, lokasi relatif, keunggulan komparatif, perubahan abadi, sumber daya yang dibatasi secara budaya dan konsep peta.
c.       Kajian Materi Geografi
Menurut Broek (1980), hakikat geografi ada 6 :
1.      Geografi sebagai ilmu pengetahuan biofisik.
2.      Geografi sebagai relasi hubungan timbal-balik antara manusia dengan alam.
3.      Geografi sebagai ilmu ekologi manusia.
4.      Geografi sebagai setudi bentang lahan.
5.      Geografi sebagai studi penyebaran gejala di permukaan bumi.
6.      Geografi sebagai teori keruangan bumi.
Macam Konsep geografi meliputi :
1.      Jarak
Ada dua macam jarak, yaitu jarak mutlak, adalah jarak tetap contoh: Jarak dari Bandar Lampung ke Tulang Bawang Barat adalah 115 KM, jarak relatif, adalah jarak berdasarkan perkiraan (Ordinary Time) contoh: Jika Anda ingin pergi ke pasar jika akan tiba dalam 15 menit, tetapi jika macet maka kami akan tiba dalam 30 menit.
2.      Keterjangkauan
Keterjangkauan adalah mudah atau sulit bagi kita untuk mencapai suatu tempat. Contoh: Dari Lampung ke Jakarta, Anda dapat dengan mudah dan cepat menggunakan program ini, selain fasilitas dan infrastruktur lengkap di Jakarta. Tetapi jika dari Lampung ke Papua lebih sulit untuk masuk ke dalamnya, misalnya, dari Lampung, pesawat memang bisa pergi ke Papua. Tetapi jika kita pergi ke desa di mana jalan biasanya rusak atau jelek, akan sulit bagi kita untuk sampai ke sana. Contoh 2: Pergi ke Kota bumi (Lampung) lebih cepat menggunakan kereta karena dapat menghindari kemacetan.
3.      Morfologi
Morfologi memiliki pemahaman atau makna penemuan geografis yang menampilkan permukaan bumi. Dalam bentuk permukaan bumi ada 2 kekuatan, yaitu: Exogenous Power yang meliputi erosi, pelapukan, sedimentasi dan tenaga endogen yang meliputi pegunungan, lembah, sungai, laut dll.
4.      Pola
Pola adalah bentuk distribusi teratur dari fenomena geografis di ruang angkasa, misalnya pola gunung yang tersebar (alamiah), pola permukiman (Artificial).
Contoh 1: Pantai berarti polanya memanjang
Contoh 2: Pola Sungai Nil Panjang dan Lebar
5.      Lokasi
Anda semua juga tahu apa lokasinya bukan? ya benar lokasi adalah tempatnya. Sama seperti lokasi juga dibagi menjadi 2, yaitu:
a.       Absolut: Berdasarkan Astronomi
Contoh: Lokasi Astronomi Indonesia adalah:   (Lintang Utara) –LS (Lintang Selatan) &  BT (Bujur Timur) –BT (Bujur Timur).
b.      Relatif: Berdasarkan Kondisi Geografis
Contoh: Lokasi Geografis Indonesia adalah Indonesia terletak di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia, dan 2 Lautan yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
6.      Aglomerasi
Kecenderungan untuk menyebar tempat yang terkumpul di tempat. Contoh: Polri adalah perumahan yang warganya adalah sekelompok orang yang bekerja sebagai polisi
7.      Nilai Penggunaan
Nilai tempat yang berbeda dilihat dari fungsinya, contoh: daerah pegunungan memiliki nilai yang lebih tinggi bagi petani. Contoh 2: Gelombang yang diterjemahkan bagi nelayan untuk berlayar, tetapi juga dengan gelombang besar yang lebih menguntungkan.
8.      Diferensiasi Area
Fenomena yang membentuk daerah berbeda dengan daerah lain. Contoh: Harga tanah di pinggir jalan yang lebih mahal yang masuk (karena lebih strategis)
9.      Interaksi
Perbedaan yang menyebabkan interaksi dan akan menyebabkan ketergantungan. Contoh: Karena cuaca di Eropa dan Eropa dan Indonesia juga perlu membeli barang jadi seperti kulkas dll.
10.  Keterkaitan Ruang
Gejala dan fenomena yang terlibat dalam suatu ruang. Contoh: Rusia yang mempunyai udara sangat dingin, maka anda harus harus memakai pakaian yang dapat menghanagatkan tubuh. Contoh lain yaitu Indonesia karena cuacanya panas maka Anda harus memakai pakaian yang menyatukan dan menyaring keringat.
2.5  Karakteristik Konsep Ekonomi
Pengertian Ilmu Ekonomi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari mengenai pengelolaan sumber daya, baik itu secara perorangan, kelompok masyarakat, hingga suatu negara, dalam upaya untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan.
Secara etimologi kata “Ekonomi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Oikos” yang artinya “Keluarga/ rumah tangga” dan “Nomos” yang artinya “tata aturan/ hukum”. Jadi, secara literal definisi ekonomi adalah tata aturan rumah tangga atau pengelolaan rumah tangga.
Ilmu ekonomi juga dianggap sebagai kajian terhadap perilaku manusia dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Ekonomi dibagi menjadi 2 yaitu:
1)      Ekonomi Makro
Ekonomi makro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang keseluruhan (aggregate) perilaku ekonomi melalui pemakaian efisien berbagai faktor produksi demi mencapai kemakmuran masyarakat yang maksimum. Inti dari ekonomi makro adalah penentuan tingkat kegiatan ekonomi yang diukur dari pendapatan. Ini menjadi alasan mengapa makroekonomi dikenal sebagai teori pendapatan (income theory). Pengertian ekonomi makro adalah sebuah ilmu ekonomi yang mempelajari tentang perekonomian sebuah negara secara komprehensif. Dengan kata lain, dalam ilmu ekonomi makro dijelaskan tentang perubahan ekonomi sebuah negara yang berdampak pada masyarakatnya dan pasar.
Beberapa aspek analisis dalam ekonomi makro diantaranya;
1. Pendapatan nasional
2. Kesempatan kerja
3. Laju Inflasi
4. Investasi
2)      Ekonomi Mikro
Ekonomi mikro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang aspek-aspek individual dari suatu kegiatan ekonomi. Ekonomi mikro menggunakan analisis konsumen dan analisis produsen dalam suatu pasar.Inti dari ekonomi mikro adalah penentuan harga. Ini menjadi alasan mengapa mikro ekonomi disebut sebagai teori harga (price theory).
Ekonomi mikro adalah ilmu ekonomi yang khusus mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang dan jasa yang diperjual-belikan. Ekonomi mikro atau mikro ekonomi secara langsung berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam hal penawaran dan permintaan barang atau jasa. Sehingga dari definisi ekonomi mikro tersebut memiliki tujuan utama bagi perusahaan yakni untuk menganalisis pasar dan bagaimana mekanismenya untuk membentuk harga relatif produk dan jasa.
Beberapa aspek analisis dalam ekonomi mikro adalah:
1. Analisis biaya dan manfaat
2. Teori permintaan dan penawaran
3. Elastisitas
4. Model-model pasar
5. Industri
6. Teori produksi
7. Teori harga
Keberadaan ilmu ekonomi sebagai suatu disiplin ilmu sangat diperlukan karena manusia selalu dihadapkan untuk membuat pilihan dalam kehidupannya. Oleh karena itu dalam pembelajaran ilmu ekonomi harus memudahkan siswa untuk mampu membuat pilihan-pilihan secara rasional dan membuat siswa dapat menggunakan konsep-konsep dalam ilmu ekonomi untuk menganalisis persoalan-persoalan ekonomi personal dan kemasyarakatan.
According to them, at different levels of economic development, financial structure of an economy is different. So role played by financial institutions in growth process is different at different levels of development. Financial depth contributes more in case of developing countries than developed ones toward economic growth (Verma, Satish dan Nyai Majan: 2014).
Menurut mereka, di berbagai tingkatan pembangunan ekonomi, struktur keuangan suatu ekonomi berbeda. Jadi, peran yang dimainkan oleh Lembaga keuangan dalam pertumbuhan proses berbeda di berbagai tingkat perkembangan. Kedalaman keuangan berkontribusi lebih banyak dalam hal perkembangan negara daripada negara maju menuju pertumbuhan ekonomi (Verma, Satish dan Nyai Majan: 2014).
Metode pemecahan masalah yang digunakan dalam pembelajaran ekonomi diturunkan dari metode dari metode ilmiah, yang menekankan pada analisis atas dasar logika dapat diterapkan dalam pembelajaran ilmu ekonomi. Lima langkah pendekatan pemecahan masalah terdiri dari:
1)      Mendifinisikan masalah
2)      Menginventarisasi pilihan kebijakan atau keputusan yang mungkin dapat dilakukan.
3)      Menetapkan kriteria atau tujuan dari alternatif yang harus dicapai.
4)      Menganalisis konsekuensi dari setiap pilihan kebijakan atau keputusan, dengan menggunakan konsep-konsep ekonomi yang relevan dan menilai tiap pilihan sesuai dengan tujuan.
5)      Memutuskan alternatif yang terbaik dan relatif penting sesuai dengan hasil evaluasi mengenaian tujuan-tujuan yang berbeda.
Adapun isi atau konsep dasar ilmu ekonomi dapat dikelompokkan menjadi konsep-konsep pokok sebagai berikut:
1)      Konsep-konsep ekonomi fundamental
2)      Konsep-konsep mikro ekonomi
3)      Konsep-konsep makro ekonomi
4)      Konsep-konsep ekonomi internasional
5)      Konsep-konsep metode pengukuran dan
6)      Tujuan-tujuan sosial yang luas.
Sesuai dengan isi ilmu ekonomi tersebut, dapat dikemukakan karakteristik ilmu ekonomi sebagai berikut:
1)      Ilmu ekonomi berangkat dari fakta atau gejala ekonomi yang nyata
2)      Kenyataan menunjukkan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas sedangkan sumber-sumber ekonomi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan jumlahnya terbatas/langkah. Tidak terbatasnya kebutuhan manusia dan kelangkaan sumber ekonomi tersebut dapat dijumpai dimana-mana. Ilmu ekonomi mampu menjelaskan gejala-gejala tersebut sebab ilmu ekonomi dibangun dari dunia nyata.
3)      Ilmu ekonomi mengembangkan teori-teori untuk menjelaskan fakta secara rasional.
Agar manusia mampu membaca dan menjelaskan gejala-gejala ekonomi secara sistematis, maka disusunlah konsep dan teori ekonomi menjadi bangunan ilmu ekonomi. Selain mempunyai persyaratan sistematis, ilmu ekonomi juga memenuhi persyaratan keilmuan yang lain yaitu obyektif dan mempunyai tujuan yang jelas.
4)      Umumnya, analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah metode pemecahan masalah.
Metode pemecahan masalah cocok digunakan dalam analisis ekonomi sebab obyek dalam ilmu ekonomi adalah permasalahan dasar ekonomi. Permasalahan dasar tersebut yaitu barang apa yang harus diproduksi, bagaimana cara memproduksi dan untuk siapa barang diproduksi. Ketiga permasalahn dasar tersebut pada intinya berangkat dari adanya kelangkaan sumber-sumber ekonomi.
5)      Inti dari ilmu ekonomi adalah memilih alternatif yang terbaik.
Untuk mencapai kemakmuran manusia mempunyai banyak pilihan kegiatan. Namun, dari sekian banyak pilihan kegiatan tersebut dapat dianalisis secara ekonomi sehingga dapat ditentukan alternatif pilihan mana yang paling optimal baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Ilmu ekonomi dapat digunakan untuk menentukan alternatif pilihan kegiatan ekonomi yang terbaik.
6)      Lahirnya ilmu ekonomi karena adanya kelangkaan sumber pemuas kebutuhan manusia
Apabila sumber ekonomi keberadaannya melimpah (tidak langka), maka ilmu ekonomi tidak diperlukan lagi bagi kehidupan manusia. Demikian juga kalau penggunaan sumber ekonomi sudah tertentu (tidak dapat digunakan secara alternatif), ilmu ekonomi juga tidak diperlukan lagi.
2.6  Karakteristik Konsep Sosiologi
Secara etimologi, sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socius (bahasa latin) artinya teman, dan logos ( bahasa yunani) yang berarti kata, perkataan atau pembicaraan. Secara harfiah, sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat. Sosiologi dapat didefinisikan sebagai study ilmiah tentang masyarakat dan tentang aspek kehidupan manusia yang diambil dari ” kehidupan di dalam masyarakat ” (Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial). Sosiologi banyak memberikan pengetahuan tentang cara-cara berprilaku seseorang dalam masyarakat  sesuai dengan norma dan nilai yang ada di masyarakat tersebut. Dengan ilmu sosiologi diharapkan seseorang memiliki pengetahuan yang lebih lengkap tentang bagaimana harus berprilaku dalam melakukan penyesuaian diri di masyarakat. Obyek kajian sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Sosiologi memiliki Sifat dan Karakterisitik. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam (Soekanto, 1982: 20-23) mengungkapkan mengenai beberapa sifat hakikat sosiologi sebagai berikut:
1.      Sosiologi adalah suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian.
2.      Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normative, akan tetapi merupakan disiplin yang kategoris. Artinya sosiologi membatasi pada apa yang terjadi dewasa ini, bukan mengenai apa yang terjadi dan seharusnya terjadi.
3.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science) dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan yang terpakai (applied science).
4.      Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang konkret. Artinya, bahwa yang diperhatikan adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat tetapi bukan wujudnya yang konkret.
5.      Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Artinya, sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi antar umat manusia dan juga perihal sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
6.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Artinya, bahwa hal ini berkaitan denngan soal metode sosiologi yang digunakan.
7.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala umum yang ada dalam setiap interaksi antar manusia.
Sementara sumber lain yang sudah banyak diketahui, ilmu, sosiologi memiliki sifat hakikat atau karakteristik sosiologi:
a)      Merupakan ilmu sosial, bukan ilmu kealaman ataupun humaniora
b)      Bersifat empirik-kategorik, bukan normatif atau etik; artinya sosiologi berbicara apa adanya tentang fakta sosial secara analitis, bukan mempersoalkan baik-buruknya fakta social tersebut. Bandingkan dengan pendidikan agama atau pendidikan moral.
c)      Merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat umum, artinya bertujuan untuk menghasilkan pengertian dan pola-pola umum dari interaksi antar-manusia dalam masyarakat, dan juga tentang sifat hakikat, bentuk, isi dan struktur masyarakat.
d)      Merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science), bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science)
e)      Merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak atau bersifat teoritis. Dalam hal ini sosiologi selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat sehingga menjadi teori.
Berdasarkan sifat dari sosiologi di atas, dapat disimpulkan bahwa sosiologi memiliki karakteristik sebagai berikut :
a)      Sosiologi bersifat empiris. Sosiologi didasarkan pada pengamatan dan penalaran. Pengamatan berarti susunan yang berhubungan dengan pancaindera manusia, yang dialaminya dalam kehidupan social.  Sedangkan penalaran berarti semua yang berhubungan dengan akal budi manusia atau yang bersifat rasional. Sifat empiris ini sering dihubungkan dengan sifat ilmu yang dapat diuji dengan fakta.
b)      Sosiologi bersifat teoritis. Yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
c)      Sosiologi bersifat komulatif. Yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
Sosiologi bersifat nonetis. Yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.






















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada beberapa cakupan konsep dasar IPS yaitu sejarah, ekonomi, geografi, ekonomi, sosiologi. Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai peristiwa atau kejadian penting tentang kehidupan manusia pada masa yang telah lampau. Geografi yang membahas tentang Geosfer yaitu ilmu yang mempelajari mengenai permukaan bumi yang merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas beberapa lapisan. Pada konsep Geografi ini terungkap hubungan saling mempengaruhi antara  fenomena alam di tempat-tempat tertentu dengan prilaku serta tindakan manusia.
lmu ekonomi merupakan suatu studi, ilmiah mengenai bagaimana cara manusia memenuhi kebutuhan materi. Sosiologi banyak memberikan pengetahuan tentang cara-cara berperilaku seseorang dalam masyarakat  sesuai dengan norma dan nilai yang ada di masyarakat tersebut.
3.2 Saran
              Pemahaman tentang Ilmu pengetahuan social sebagai ilmu social yang membahas hubungan manusia dengan kenampakan geosfer serta hubungan manusia perlu ditingkatkan untuk terciptanya hubungan timbal balik yang baik.






DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Struktur dan Muata Kurikulum Nasional. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional.
Anonim. 2013. Konsep dan Rasional Social Studies Secara Umum. Diunduh dari: http://s2pips.fkip.unila.ac.id. Diakses pada 01 Maret 2019 pukul 19.32 WIB
Hapsari,R. dkk. 2013. Sejarah Kelompok Peminatan Ilmu Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga
Prasetiyo, Irfan. 2013. Sifat dan Karakteristik Sosiologi. Diunduh dari :
https://prastiyoirfan.wordpresss.com. Diakses pada 27 Februari 2019 pukul 14.44 WIB.
Rahayu, Hani. 2013. Karakteristik Cakupan Konsep Geografi. Diunduh dari: https://hani-rahayu.blogspot.com. Diakses pada 27 Februari 2019 pukul 16.00 WIB.
Sari, Rita. 2017. Ruang Lingkup dan Cakupan Konsep Dasar IPS. Diunduh dari: https://rita23sari.blogspot.com. Diakses pada 28 Februari 2019 pukul 15.00 WIB
Sumardi, Lalu. 2012. SOCIA. Revitalisasi Pembelajaran IPS di SD sebagai Upaya Menciptakan Peserta Didik yang Berkarakter. Vol. 11, No. 2. Hlm: 159
Verma, Satish dan Nyai Majan. 2014. International Journal of Economic, Finance, and Management. Financial Development and Economic Growth: A Case of Indian Economy. Vol. 3. No. 1 Hlm: 15







  Download PPT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Instagram